Tahannuts
Aku seru namamu dari sebuah ruang
yang hanya dihuni oleh semata kerinduan
Waktu seketika menjadi lorong
masa lalu-masa depan saling melempar diam
Jangan bicara lagi perihal air mata
sebab isaknya telah jelma ribuan tawa
Tersungging ia selalu
di bibir pecinta terus lapar oleh rindu
Atau sebaliknya
jangan pukau pada canda tawa
Derainya tak lagi diperlukan
olehmu, pejalan suntuk dekatnya perjumpaan
Antara isak tangis dan derai tawa
hanya diammu sanggup mengelus wajah keduanya
Kebumen, 2014
Hujan
Berdiri di bawah hujan
yang terasa bukan hanya basah di badan
Gigil memagut kulit
menggetarkan gairah langit
Anak-anak telanjang
berlari sepenuh riang
Sorak derai tawa mereka
mengubur dalam perih luka
Tanah-tanah gembur
akar pohon makin menjulur
Menelusup ke kelam tanah
menuntaskan rindu kian bergetah
Aku ingin berlindung
tapi jika bukan padamu, aku ditikam linglung
Kebumen, 2014
Di Tepi Ladang
Berdiri di tepi ladang
saat matahari menyusul petang
Burung-burung melintas
mataku jadi awas
Sebelum segalanya jadi sesuatu
dalam genggammu hanya ilmu
Oleh ‘kun’ yang terucap
semesta lahir bertahap
Kujejak-jejak kaki di tanah
ini rindu jadi tumpah
Sebelum kening menggali sujud
ihwal cinta kita berpagut
Arah jadi lenyap
di depanmu timur dan barat hanya alamat
Bila jumbuh mata pandang
hanya padamu segala pulang
Lalu maghrib tiba
pukau siang tak lagi teraba
Di langit tampak bulan
di dalam hati cahyanya bertaburan
Kebumen, 2015.
Lombang
Laut biru langit biru
pucuk cemara menara rindu
Angin utara membelai pantai
pukat nelayan menjala derai
Jiwaku runduk
hatiku rindu peluk
Bila padamu segala pukau
kulambai tangan kepada risau
Kunyanyikan lagi Olle ollang
bertingkah dawai jerit gelombang
Pada sagala sampan yang merapat
kucium wangi biji keringat
Bagaimana menikam rindu?
buru
Bagaimana mengikrarkan jumpa?
luka
Dan memburumu pada jumpa
rindu luka saling menggoda
Kebumen, 2015.
Segelas Kopi Untuk Istri
Mari
Kutambahkan sesendok gula
untuk memaniskan segala yang pahit di hatimu
Aduk dan seduhlah ia perlahan,
Sebagai cinta atau apa saja
hingga pandanganmu pun kian nyalang
untuk melihat bahwa kau-aku
selalu kental dalam rindu
Kebumen, 2015
Home »
DAN BERSAJAK
» Tahannuts
0 komentar:
Posting Komentar