Diberdayakan oleh Blogger.
Home » » PAK HARY TANOESOEDIBJO DAN PAK CHAIRUL TANJUNG. SEBAGAIMANA ANDA MENGINGINKAN ANAK ANDA MENJADI ANAK YANG BAIK, MAKA BEGITU PUN HALNYA DENGAN KAMI

PAK HARY TANOESOEDIBJO DAN PAK CHAIRUL TANJUNG. SEBAGAIMANA ANDA MENGINGINKAN ANAK ANDA MENJADI ANAK YANG BAIK, MAKA BEGITU PUN HALNYA DENGAN KAMI



(Sekalian juga buat Kak Seto, Lembaga Sensor Film dan Komisi Perlindungan Anak)
 
http://assets-a2.kompasiana.com/statics/files/2014/05/1398923569925784032.jpg?t=o&v=760
Selamat siang, Pak Hary dan Pak Tanjung. Semoga hari-hari Anda berdua selalu diberkahi Tuhan. Perkenalkan, nama saya Salman Rusydie Anwar. Saya berasal dari Kabupaten Sumenep Madura dan saat ini tinggal di Kebumen bersama seorang istri dan seorang anak.
 
Seandainya Pak Hary dan Pak Tanjung membaca surat ini (harapan saya demikian), mungkin akan terlintas sebuah pertanyaan dibenak bapak-bapak; mengapa saya menulis surat ini untuk bapak?
 
Karena itu, saya tegaskan terlebih dahulu bahwa surat ini adalah surat pribadi saya. Tidak ada muatan politis apa pun terkait dengan ditulisnya surat ini. Apalagi saya ini hanya sekadar seorang guru ngaji dan peternak ayam kampung. Namun saya merasa perlu menulis uneg-uneg saya sekaligus merasa perlu untuk diketahui oleh bapak berdua. Biar runtut, saya akan utarakan satu persatu.
 
Pertama untuk Pak Hary Tanoe dulu. Pak Hary, sebagai bos MNC GROUP, saya memberikan apresiasi terhadap beberapa tayangan, khususnya di MNC TV, dimana stasiun televisi milik Anda itu menayangkan acara yang sangat digemari oleh anak saya dan mungkin juga oleh seluruh anak-anak seusia anak saya. Acara itu adalah kartun IPIN-UPIN dan PADA JAMAN DAHULU.
 
Sedemikian 'gila' dan gemarnya anak saya pada acara tersebut sampai-sampai anak saya selalu menirukan gaya bicaranya UPIN-IPIN saat berbicara. Sepulang sekolah, dia akan langsung menyalakan tivi dan saluran yang dituju tak lain adalah MNC TV.
 
Seperti hari ini Pak Hary, Senin 02 November 2015. Anak saya pulang sekolah jam 10:30. Setelah ganti baju, dia pun langsung duduk di depan tivi dan memilih saluran MNC TV. Karena jam segitu acara IPIN-UPIN belum mulai, anak saya pun setia menunggu. Saluran MNC TV tetap tak diganti karena takut ketinggalan pembukaan UPIN-IPIN yang diawali dengan lagu-lagu yang dia suka.
 
HANYA SAJA PAK HARY, saya terkejut ketika ikut menemani anak saya menunggu dimulainya acara kesukaannya itu. Saya mencatat, dalam waktu kira-kira setengah jam, di MNC TV, ya, di MNC TV, tiba-tiba ditampilkan pula adegan dari sebuah jadwal acara yang bertajuk FIGHT FIGHTER yang tayang pada jam 22:30 setiap hari. Dalam waktu setengah jam itu, saya mencatat setidaknya ada dua kali MNC TV menayangkan cuplikan adegan yang sangat....sangat sarat kekerasan itu.
 
Melihat cuplikan acara tersebut, anak saya melongo, melihat semua adegan itu tanpa berkedip. Anda tahu Pak Hary, apa kira-kira yang terlintas di dalam benak anak saya dan juga anak-anak lainnya? Tak perlu saya ulas panjang lebar karena saya yakin Anda juga sudah memahaminya.
 
Atas alasan itulah Pak Hary saya mengirim surat ini kepada Anda. Saya tahu Anda sekarang sedang fokus mengurus partai yang Anda dirikan. PERINDO. Partai Persatuan Indonesia. Dengan membaca kepanjangan dari nama partai yang Anda dirikan, saya mencoba menyimpulkan bahwa Anda akan berusaha memperjuangkan utuhnya persatuan di Indonesia, utuhnya NKRI, utuhnya rasa Nasionalisme dari rakyat Indonesia yang begitu plural ini. Untuk hal ini saya angkat topi pada Anda. Anda bisa mengkampanyekan ide-ide Anda dengan mudah tentunya lewat media yang Anda miliki. MNC GROUP.
 
TETAPI PAK HARY. Maaf-maaf saja, menurut saya, Anda sepertinya teledor dan lalai pada satu hal. Sebagai CEO MNC GROUP, tidak seharusnya Anda membiarkan tayangan-tayangan yang sangat SARAT KEKERASAN semacam FIGHT FIGHTER itu dibiarkan tayang di media Anda. BAGAIMANA MUNGKIN ANDA AKAN MENGUPAYAKAN TEGAKNYA PERSATUAN BILA BIBIT-BIBIT KEKERASAN DISEMAI SEDEMIKIAN MASSIFNYA DI BENAK GENARASI BANGSA INI. DI BENAK ANAK-ANAK YANG MASIH SUCI, BAIK HATI DAN PIKIRANNYA.
 
Saya tahu, Anda tidak mungkin ikut mengurusi apa saja program acara yang akan tayang di media Anda. Tetapi Anda memiliki wewenang untuk membuat kebijakan dan ketentuan tentang tayangan seperti apa yang pantas dan tidak pantas ditonton oleh rakyat Indonesia yang Anda cita-citakan selalu bersatu sebagaimana tersirat pada nama partai Anda.
 
Oleh sebab itu Pak Hary, TOLONG HENTIKAN TAYANGAN YANG PENUH KEKERASAN SEPERTI FIGHT FIGHTER ITU. Apakah tim di MNC GROUP sedemikian MUMETNYA sehingga tidak bisa mengimpor mana tayangan yang pantas dan tidak pantas untuk ditayangkan di negeri ini. Di antara para tim MNC GROUP itu, pasti ada yang juga sudah punya anak. Demikian halnya dengan Anda Pak Hary. 

Sebagai sesama orang tua, bukankah kita memiliki harapan yang sama terhadap anak-anak kita. Kita berharap anak-anak kita menjadi anak yang baik, santun, mampu menyelesaikan masalah dengan bijak, tidak bersikap kasar dan tidak menyukai tindakan kekerasan. Tetapi, kenapa harapan kita yang luhur itu justru dinodai dan dirusak dengan tayangan-tayangan yang SANGAT TIDAK MENDIDIK seperti itu, Pak. Kenapa?
 
Pak Hary. Sebagaimana Anda menginginkan anak-anak Anda menjadi anak yang santun, tidak suka kekerasan, maka seperti itulah harapan saya dan jutaan orang tua lainnya. Saya menunggu bagaimana sikap Anda setelah mengetahui dan membaca surat saya ini, Pak Hary. Bila Anda benar-benar ingin berjuang mewujudkan persatuan dimana salah satu sendi utamanya adalah hilangnya benih-benih kekerasan sejak mulai dalam pikiran, maka tak perlu muluk-muluk menebar janji. Mulailah dari 'diri' Anda sendiri. Hapus tayangan FIGHT FIGHTER dari tayangan stasiun televisi Anda.
 
Kemudian yang kedua untuk Anda Pak Chaerul Tanjung. Untuk acara-acara di TRANS 7 saya akui memang jempol. Terutama untuk beberapa acaranya yang memang pas ditonton anak-anak seperti Laptop si Unyil, Si Bolang dan beberapa acara anak lainnya. Tapi beda dengan TRANS TV. Ada satu acara yang selama satu bulan ini saya mengamatinya Pak. Acara itu berjudul "KATAKAN PUTUS"
http://assets.kompasiana.com/statics/files/14005638951927387081.jpg

 

Apa bapak sudah menonton acara itu? Apa manfaatnya? Apa nilai pendidikannya?
 
Dalam pandangan saya, pak, acara itu sama sekali tidak mendidik. Dikatakan menghibur pun tidak. Terlihat jelas dalam acara itu pertengkaran dua muda-mudi yang awalnya memiliki hubungan dan saling mencintai tapi kemudian putus karena salah satu pasangannya selingkuh. Satu pihak pasti sakit hati, pasti menderita. Lalu bagaimana mungkin sebuah penderitaan dipertontonkan untuk kemudian dikemas agar menjadi hiburan?
 
Pak Chairul. Saya adalah seorang laki-laki. Seandainya saya selingkuh dan kemudian saya didamprat oleh pasangan saya di depan banyak orang, sungguh betapa malunya saya. Saya tahu bahwa saya salah, saya aib. Tetapi, tidak seorang pun bukan yang bersedia dan menerima bila kesalahan atau aibnya dibeberkan kepada banyak orang? Maka saya dapat memahami kenapa dalam acara "KATAKAN PUTUS" itu si cowok demikian marah saat disergap oleh ceweknya, apalagi bawa kamera-kamera segala.
 
Selama acara itu berlangsung, mungkin si cowok masih bisa menahan luapan emosinya karena barangkali merasa malu. Tetapi apa yang akan terjadi sesudah acara itu, sungguh tak ada yang tahu. Sangat mungkin si cowok melakukan tindakan-tindakan yang lebih kejam lagi lantaran mereka tidak terima kesalahan dan aibnya dipublis secara nasional.
 
Karena itu Pak Chairul, tolonglah dikoreksi lagi acara-acara seperti itu. Mungkin dari pihak TRANS MEDIA akan mencibir usulan saya ini. Mungkin mereka juga akan berdalih, bahwa acara seperti itu sangat disukai masyarakat. Kalau pun benar, tapi apakah setiap yang disukai sudah pasti bernilai baik? Kalau pertimbangannya hanya pada faktor disukai atau tidak disukai, tanpa mempertimbangkan dampak-dampak lainnya, maka silahkan saja sekalian menayangkan film-film porno karena pasti banyak yang suka.
 
Tidak pak. Urusan asmara itu sangatlah privat. Tetek bengek persoalan yang menimpa mereka yang lagi kasmaran adalah urusan mereka berdua. Bila ada aibnya, biarlah mereka berdua yang mengetahui tanpa harus dipertontonkan pada orang lain. Tapi yang bersangkutan mau kok masalah asmaranya dipublikasikan di tivi. Mungkin seperti ini alasan pembenaran tim-tim Anda.
 
Tapi saya jawab. Mereka mau karena media Anda memberikan fasilitas. Seandainya tak ada fasilitas, mereka tentu akan menyelesaikan masalah mereka dengan cara mereka sendiri. Tanpa direcoki oleh kepentingan-kepentingan pihak lain.
 
Untuk terakhir kalinya, saya mohon maaf Pak Hary dan Pak Chaerul atas ditulisnya surat ini. Saya hanya merindukan tontonan yang benar-benar menarik, sesuai dengan ketokohan dan perjuangan Anda untuk baiknya masa depan bangsa dan generasi republik ini.
 
Salam........      
 

0 komentar:

Posting Komentar