Diberdayakan oleh Blogger.
Home » » Kemarau Panjang dan Salah Saya

Kemarau Panjang dan Salah Saya

http://images.cnnindonesia.com/visual/2014/09/26/b150c98c-5b36-4bd7-bb5a-d32963c5d061_169.jpg?w=650
Hari ini, Minggu 01 November 2015 saya mendapatkan undangan dari Masjid Baiturrahman untuk mengikuti pengajian umum yang oleh panitia diberi tajuk "Syiar Muharram". Di dalam undangan tertera acara akan dimulai jam 08 pagi dan berakhir saat adzan Dhuhur tiba dilanjutkan dengan melakukan shalat Dhuhur berjamaah.
 
Saya datang ke tempat acara jam 08:30. Waktu itu acara sudah mulai. Di atas panggung, sepuluh anak-anak sedang membaca beberapa surat terakhir dalam Al-Qur'an (khatmil Qur'an). Kemudian setelahnya dilanjutkan dengan acara pembagian zakat mal kepada anak yatim, kaum dhuafa dan para janda serta jumpo. Acara inti, yakni ceramah agama baru dilangsungkan sekitar jam 10:23 menit.
 
Karena temanya adalah "Syiar Muharram", penceramah, KH. Sayyidan, menjelaskan beberapa hal peristiwa besar yang terjadi pada bulan Muharram, tepatnya pada tanggal 10 Muharram hingga kita disunnahkan untuk melakukan puasa sunnah sejak sehari sebelum tangga 10. Maka dikenallah puasa tasu'a-asyura.
 
Namun hanya sejap saja penceramah membahas perihal kejadian yang berhubungan dengan Muharram. Selebihnya beliau membicarakan kejadian masa kini yang hampir dialami oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia di beberapa tempat, yakni soal kemarau. Ya, kemarau panjang memang menimpa. Di beberapa wilayah, kekeringan telah menyebabkan terjadinya berbagai derita. Kekurangan air jelas yang paling dirasa. 
Bahkan di sebuah desa tak jauh dari tempat tinggal saya, masyarakat harus membeli setangki air seharga 300 ribu untuk kebutuhan minum, masak, mandi dan mencuci.
 
Sebenarnya saya tak terkejut mendengar akibat-akibat yang ditimbulkan oleh terjadinya kemarau panjang pada tahun ini sebagaimana dikemukakan penceramah. Namun mau tak mau saya ikut merenungkan tentang beberapa perbuatan yang dapat menyebabkan terjadinya kemarau itu sendiri. Dengan mengutip riwayat Ibnu Majah, penceramah mengemukakan bahwa salah satu penyebab ditimpakannya kemarau adalah enggannya manusia mengeluarkan zakat, mengurangi takaran dan sebagainya.
 
Sepulang dari acara, saya mencoba kroscek riwayat tersebut. Memang benar ada riwayat seperti itu yang datangnya dari Abdullah bin Umar dengan status hadis Hasan Shahih. Di dalam riwayat tersebut, Nabi menyebut lima kejadian bencana yang akan menimpa bila manusia melakukan perbuatan dosa. Merebaknya zina menyebabkan tersebarnya wabah penyakit dan kelaparan, mengurangi takaran/timbangan menyebabkan krisis pangan, tidak menunaikan zakat menyebabkan kemarau panjang, merusak amanah Allah dan Rasul-Nya menyebabkan terjadinya permusuhan, meninggalkan hukum Allah dan Rasul-Nya menyebabkan munculnya teror dan ketakutan-ketakutan.
 
Setelah membaca hadis tersebut, saya merasa bahwa kemungkinan besar saya pun termasuk ke dalam orang-orang yang melalaikan zakat itu sehingga kemarau panjang tak kunjung menemui akhirnya. Sungguh betapa bejatnya diri ini.

0 komentar:

Posting Komentar