Kita semua pasti tahu tentang pohon.
Bahkan selama ini kita juga sudah banyak merasakan kegunaant pohon. Ada pohon yang kita
gunakan sebagai
alat-alat rumah tangga, ada pohon yang kita fungsikan sebagai peneduh
lingkungan, dan tidak sedikit pula ada pohon yang kita manfaatkan baik hanya buah maupun daun yang tumbuh
dari dalamnya.
Menurut
ilmu biologi, pohon merupakan ciptaan Allah yang mampu menghasilkan zat gula
serta mengubah gas beracun (karbondioksida) menjadi oksigen yang sangat
dibutuhkan oleh manusia.
Sejauh
pengamatan penulis, Allah SWT menyebut kata ‘pohon’ dalam Al-Qur’an baik secara
tersurat maupun tersirat sebanyak 48 kali dan tersebar di beberapa surat. Kalau
kita benar-benar meyakini bahwa Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi manusia,
tentu disebutkannya kata ‘pohon’ oleh Allah dalam firman-Nya itu dapat kita
jadikan sebagai salah satu sumber ilmu yang harus kita yakini kebenarannya.
Apa
pelajaran penting yang terdapat pada sebatang pohon? Di samping berfungsi
sebagai penghasil oksigen, pohon juga mengajarkan kita tentang artinya
bersabar. Terutama bersabar dalam menjalankan sebuah usaha atau proses. Jika
kita cermati, pohon termasuk makhluk Allah yang tidak tergesa-gesa saat dia tumbuh.
Pohon tumbuh setahap demi setahap, seinci demi seinci namun ia selalu konsisten
dan istiqamah dalam menjalankan tugasnya untuk terus tumbuh dan berproses.
Coba
lihat, berapa lama waktu yang diperlukan oleh sebatang pohon jati di hutan
untuk tumbuh menjadi besar? Tidak cukup setahun atau dua tahun. Melainkan puluhan
tahun. Tetapi pohon itu tabah, sabar dan tidak tergesa-gesa untuk bisa tumbuh sebesar
itu. Karenanya ia kuat dan kokoh.
Allah
SWT berfirman dalam surat Ali Imran ayat 190 yang artinya, “Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda
bagi orang-orang yang berakal.” Dan
diciptakannya pohon juga menjadi tanda-tanda kekuasaan Allah yang harus kita
pikirkan hikmah dan manfaatnya.
Jika
kita termasuk orang yang berakal, tentu keberadaan setiap pohon yang merupakan
ayat-ayat kauniyah Allah dapat kita jadikan sebagai bahan pelajaran yang
sangat penting bagi kehidupan kita.
Dan salah satu pelajaran penting yang bisa kita petik dari keberadaan sebuah
pohon adalah kesabaran dan ketabahannya dalam menjalankan sebuah proses atau
usahanya
untuk tumbuh.
Untuk
menjadi seorang pengusaha misalnya, kita perlu bersikap sebagaimana pohon yang
tidak tergesa-gesa menjalankan tugasnya. Demikian pula, untuk menjadi ahli
ibadah kita juga perlu berlatih dengan sabar setahap demi setahap. Perlu diketahui,
Islam senantiasa mengajarkan kita untuk bertindak dengan cermat dan tidak
tergesa-gesa. Allah bahkan mencela para hamba-Nya yang suka melakukan sesuatu
dengan tergesa-gesa. Mengapa? Sebab perbuatan tergesa-gesa itu menyebabkan kita
ceroboh, tidak bisa berpikir jernih serta tidak mencerminkan kepribadian orang
yang sabar.
Nabi
Saw mengingatkan kita dalam sabdanya, “Doa seorang hamba senantiasa
dikabulkan selama dia tidak memohon suatu dosa, memutus silaturahmi dan tidak
tergesa-gesa.” Para sahabat bertanya, “Apa arti tergesa-gesa (dalam berdoa)?”
Beliau Saw menjawab, “Orang yang berdoa tersebut mengatakan, ‘Saya telah
berdoa, dan saya benar-benar telah berdoa, tetapi Allâh Azza wa Jalla tidak
mengabulkan doaku.” Kemudian dia berhenti berdoa dan meninggalkannya,” (HR.
Muslim). Jadi, marilah kita lakukan suatu kebaikan dengan tenang, sabar dan
tidak tergesa-gesa, agar mental kepribadian kita pun pada akhirnya menjadi kuat
laksana pohon. Wallahu A’lam.
0 komentar:
Posting Komentar